Kamis, 21 Oktober 2010

konflik


     
Kalau bicara mengenai konflik, setiap orang pasti pernah mempunyai konflik,entah di dalam dirinya sendri,dengan orang lain ataupun dengan kelompok.tapi kadang kita tidak mengerti bagaimana menyelesaikanya agar tidak ada pihak yang tersakiti. Kita ambil contoh, ketika saya sedang makan di sebuah tempat saat itu keadaan saya sedang kurang bagus,setelah selesai makan, saya tidak pulang bersama pacar karena dia mau pergi bersama temannya, jadi saya jalan sendiri ke parkiran(parkirannya memang agak jauh) ditengah jalan menuju parkiran ada teman saya bilang ke saya bahwa saya disuruh jemput pacar saya di tempat makan tadi sama si M, karena saat itu keadaan saya lagi gak bagus jadi saya menanggapinya dengan negative. Sempat beberapa bulan saya tidak bertegur sapa dengan si M tersebut. Sampai akhirnya banyak teman saya yg tahu bahwa saya dengan si M itu sedang ‘perang dingin’.beberapa teman sempat mau mendamaikan dengan cara bicara dengan kita berdua secara bergantian tapi usahanya selalu gak berhasil karena menurut saya harus ada kata “maaf” keluar dari mulutnya tapi sampai saat itu si M itu gak pernah ngerasa bersalah. Jadi gak pernah ada kata damai. Sampai akhirnya teman-teman saya mempertemukan kami berdua secara tba-tiba dan akhirnya saya bicara dengan si M apa maunya saya dan supaya da tahu kalau yang saya mau itu begini..akhirnya si M minta map karena maksud dia bukan seperti yang saya pikirkan selama ini,dia hanya kasihan sama pacar saya saat itu. Dan teman-teman saya senang dengan ‘perdamaian’ kita berdua. Dan akhirnya saya dan si M itu saling introspeksi sebenarnya tidak ada yang benar karena kesalahan dalam mencerna informasi yang diberikan oleh teman saya tadi..
            Mari bahas tentang contoh konflik diatas, jika dilihat dari jenis konfliknya,konflik antar individu ini timbul karena kesalahan dalam penyampaian informasi saja yang bersumber perbedaan maksud dan tujuan perkataan.dan dalam kasus ini penyelesaianya adalah dengan cara sama-sama kalah, kalah disini dimaksudkan agar keduanya saling berbenah diri ke depannya. Kadang kita gak bisa menyelesaikan masalah hanya antara individu yang sedang ada dalam masalah tersebut tetap juga butuh penengah yang dalam kasus ini adalah teman-teman saya di kelas.
(true story) hehehee

2 komentar:

kamalbluesrifasya mengatakan...

like thiss sobb...
w tahu ko...
:)

marsmarss mengatakan...

waaaah