Senin, 06 Desember 2010

pelajaran dari seorang anak kecil

seorang anak merengek ingin kedua orang tuanya mengganti janjinya karena kedua orang tuanya telah ingkar janji kepada sang anak.
orang tuanya pernah berjanji kepada si anak untuk mengajaknya ke pertunjukan sirkus yang sedang tampil di daerah dekat rumahnya,namun kenyataanya berlawanan dengan apa yang diinginkan si anak.disaat si anak ingin menonton pertunjukan tersebut ternyata pertunjukan tersebut sudah tidak tampil lagi.alhasil si anak menjadi bad mood,disaat si anak sedang bad mood kedua orang tuanya lupa akan janji mereka,karena bad mood yang sudah ditahan lagi si anak akhirnya menjelaskan kenapa dia bad mood,baru setelah si anak menjelasskan,mereka baru sadar dengan janji mereka.
Setelah sadar Akhirnya orang tuanya mau mengganti “kelupaan” mereka dengan apapun asalkan si anak kembali senang. Lalu si anak memutuskan untuk bermain di sebuah “game center” ternama di indonesia di kawasan depok. Dan dari sinilah pelajaran hidup si anak dan orang-orang yang ikut serta dalam cerita ini bermula.
Disaat si anak baru saja membeli card untuk bermain dia merasa kurang asik jika bermain sendiri,dia mulai mencari teman main dan orang yang biasa diajaknya bermain yaitu si kakak sedang kuliah. Lalu si adik akhirnya menelpon si kakak untuk datang ke “game center” tersebut dan si kakak berjanji untuk datang setelah kuliahnya selesai. Saat menunggu si kakak, dia menunggu sambil bermain sendiri. Lalu tidak jelas bagaimana kejadianya, si adik bertemu teman bermainya, teman tersebut berpakaian maaf agak kurang layak. Namun si adik enjoy menikmati asiknya bermain bersamanya, 20 menit lewat akhirnya si kakak datang bersama pacarnya, karena sudah “janjian” bertemu di tempat itu maka tidak susah untuk mencari si adik bersama orang tuanya. Setelah bertemu orang tuanya, si kakak bertanya kepada si ayah dimana si adik?, lalu si ayah menjelaskan bahwa si adik sedang bermain bersama teman barunya. Si kakak lantas berpikir bahwa teman si adik tersebut adalah anak orang kaya, karena si ayah mengatakan bahwa teman anaknya biasa bermain di tempat itu, tapi setalah ayahnya bilang bahwa anak tersebut berpakaian kurang layak, lalu si kakak menghampiri si adik dengan penasaran. Setelah bertemu si adik si kakak melihat teman yang duduk disamping adiknya tersebut ternyata benar apa yang dikatakan si ayah bahwa teman adiknya berpakaian kurang layak. Apa dia hanya anak yang pura-pura compang camping atau memang begitu keadaanya (karena akhir-akhir ini banyak yang seperti itu) namun si kakak yakin bahwa teman adiknya tersebut memang begitkeadaanya karena terlihat wajah bahagia dia hanya karena (mungkin biasa untuk sebagian orang) menengguk minuman bersoda terkenal. Senyum anak itu sangat ikhlas dimata si kakak , karena sepertinya anak itu sangat senang karena bisa minum minuman tersebut yang (mungkin) hanya bisa dia lihat di pedagang-pedagang.
Sekitar 1 jam kemudian akhirnya si adik dan keluarganya memutuskan untuk menyudahi bermain. Saat si adik pamit kepada teman barunya tersebut secara tidak sengaja ibunya bertanya kepada anak itu, kira kira seperti ini percakapanya.
Ibu: dimana rumahnya?
Teman baru : di stasiun
Ibu : sama orang tua?
Teman baru : enggak (dengan polosnya)
Ibu : trus orang tuanya dimana?
Teman baru : udah gak ada(masih dengan polosnya)

Ternya ta si kakak mendengar percakapan tersebut dan si kakak merasa sangat iba kepada anak tersebut. Setelah itu mereka makan bersama , dalam perjalanan ke tempat makan tersebut,ternyata si adik tidak bisa menahan kesedihanya dan si ayah sudah membaca gerak-gerik si adik yang tak biasa tersebut , kemudian si ayah menenangkan perasaan adik yang lagi sedih. Kembali ke si kakak sepanjang makan malam tersebut si kakak selalu terpikir si anak tadi yang tinggal sendirian di stasiun yang tidak memiliki rumah dan tidak ada orang tempat dia bersandar dan berkeluh kesah.
Akhirnya makan malam selesai dan si kakak akhirnya pulang lebih dulu karena ingin mengantar pacarnya pulang.sepanjang perjalanan mereka berdiskusi tentang anak itu. Dan ternyata si pacar tersebut juga merasa iba terhadap anak itu. Dan pada saat ngobrol tentang masalah tersebut terlintas di pikiran si kakak yang terkenal suka melawan dan kurang sabar itu,bahwa selagi kita memiliki keluarga yang masih menyayanginya, jangan sampai disia-siakan,dan si kakak juga berpikir bahwa jangan pernah lagi berpikir pendek lagi karena ternyata dunia ini indah..bahkan untuk anak yang kurang beruntung itu.

Tidak ada komentar: